PERBEDAAN PENDEKATAN OBAT TIMUR (NATUROPATI)
Penekanan Pada Uji Kimiawi Versus Pengutamaan Observasi Fisik
Pengobatan Timur mengutamakan das Sein atau kenyataan, yang berarti mengacu pada manfaat praktis-pragmatis, pengobatan Barat mengutamakan das Sollen atau yang seharusnya (idealnya), yang berarti mengacu ketat pada teori. Itulah sebabnya pengobatan Timur mengutamakan pengamatan akan keadaan umum orang, misalnya warna mata, lidah, air muka, warna kulit, dan sikap, kadang-kadang warna atau bau air seninya, sedangkan pengobatan Barat lebih mengutamakan keadaan laboratoris dari orang tersebut, seperti: hitung jenis sel darah, LED (laju endap darah), kadar kimia darah, tensi darah, dan lain-lain.
Pengobatan Tradisional Lebih Mengutamakan Kenyamanan Penderita
Pada awalnya, dalam pengobatan Barat, seseorang wajib memiliki tekanan darah normal (120/80 mmHg) tanpa mau tahu apa yang dirasakan oleh orang itu. Pengobatan Timur tidak demikian, untuk apa tensi darah sistoliknya 120 mmHg tapi orangnya setiap hari menderita sakit kepala hebat atau malaise (tidak enak badan), lebih baik tensinya menjadi 150 mmHg tapi badannya terasa nyaman dan bugar. Apa yang terpenting adalah jantung, ginjal, hati, mata, dan organ lain terlindungi dan kuat. Begitu pula penurunan tensi darah oleh obat tradisional, tidak mendadak melainkan melalui proses secara amat bertahap dan amat laun.
Kaki Harus Menyesuaikan Diri Dengan Sepatu Dan Bukan Sebaliknya ???
Bagi pengobatan Barat, orang harus menyesuaikan diri dengan ukuran teoritis, sedangkan bagi pengobatan Timur, semua ukuran harus menyesuaikan diri dengan keadaan orangnya. Untuk apa menjadi normal secara kuantitatif namun menderita secara kualitatif? Bukankah yang terpenting adalah hasilnya (kenyamanan), bukan prosesnya? Berbeda dari mesin yang tidak memiliki perasaan dan selera serta kesadaran, maka segalanya harus sesuai dengan ukuran baku yang telah ditetapkan. Akan halnya dampak kerusakan akibat tensi darah yang tinggi, dapatlah diatasi oleh obat tradisional secara amat piawai.
Saling Belajar Dan Saling Aruh Secara Sintesis Antar Sistem
Akan tetapi, belakangan, pengobatan Barat juga sudah berubah sehingga misalnya tensi darah ideal sudah tidak dipatok sebagai harga mati. Begitu pula pengobatan Timur juga sudah memerhatikan hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan, dan bukan lagi sekadar melindungi organ tubuh, tetapi juga sudah berupaya menurunkan atau menaikkan kimia darah yang tidak normal, namun dengan tetap memerhatikan kenyamanan dan kebugaran pasiennya. Pengobatan tradisional telah menjadikan pengobatan Barat sebagai “budak”nya, sedangkan pengobatan Barat menjadikan pengobatan tradisional sebagai orang asing.
Tidak Tahu Bukan Berarti Tidak Ada Dan Tidak Efektif
Pada masa lampau, bukan berarti obat-obatan Timur tidak mengandung zat yang dapat menurunkan atau menaikkan kandungan kimia darah, namun keberadaannya tidak disadari (diketahui). Tanpa mengetahui kandungan zat dari bahan obatnya, pengobatan Timur telah dikiprahkan dan kemudian memeroleh pengetahuan akan khasiat obat tersebut dari pengalaman empiris melalui metode trial and error, bukan dari hasil penelitian di dalam laboratorium. Tentu saja di dalam setiap obat tradisional terdapat bahan aktif biokimiawi yang dapat mengobati penyakit yang cocok, tetapi tidak diketahui.
Penelitian Pengobatan Tradisional Terjadi Dalam Praktik Empiris
Pengetahuan laboratoris itu memang bukan tujuannya, karena pengobatan Timur yang paling awal atau yang rada primitif, tidak melakukan diagnosis. Melainkan semata-mata didasarkan perkiraan yang mengacu pada pengalaman hidup, bahkan pengobatan Timur yang agak maju pun, biasanya hanya mengobati dengan cara memberi obat sekadar berdasarkan pengalaman empiris turun temurun semata. Akan tetapi, di negara seperti China dan India, yang ilmu pengobatan tradisionalnya telah menjadi tuan di rumah sendiri, metode Barat pun telah digunakan sebagai penunjang (penguat) pengobatan tradisional.
Sumber: Buku Kembali Ke Alam (Back to Nature)
oleh Dr. Aggi Tjetje & Dr. Some
(Suatu Tinjauan Mendalam Akan: Kiprah dan Sumbangsih Serta Pengabdian Pengobatan Tradisional Dalam Pembangunan Nasional)