FALSAFAH HIDUP DAN UMUR DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL

02 Mar 2023

FALSAFAH  HIDUP  DAN  UMUR DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL 


1.  Dua  Kekuatan  Penunjang  Hidup  Yang  Harus  Ada  Secara  Bersama

Menurut falsafah China, umur ditentukan oleh Tian (Thian) yang dapat berarti Tuhan, Langit, atau Alam. Untuk dapat hidup, setiap makhluk hidup yang mana pun, mutlak harus memiliki 2 kekuatan atau daya hidup, yakni Xian Tian Qi (XTQ) atau Congenital Vital Force (Kekuatan Hidup Bawaan) dan Hou Tian Qi (HTQ) atau Acquired Vital Force (Kekuatan Hidup Perolehan). Keduanya harus ada secara 2 in 1, dan mutlak harus ada secara bersama. Keduanya saling tarik dan saling tolak, namun harus selalu terdapat dalam bentuk pasangan. Keduanya merupakan a pair of opposites (pasangan yang bertentangan).


2.  Satu-satunya  Paham  Monodualisme  Yang  Masih  Eksis  Di  Dunia

Falsafah China berprinsip pada monodualisme, bukan pada monisme atau monolitisme sebagaimana pada kebanyakan falsafah yang ada di dunia. Prinsip Yin Yang merupakan bukti monodualisme yang dianut oleh falsafah China. Akan tetapi, kedua entitas yang saling bertolakbelakang itu tidak terpisahkan satu sama lain, yang satu mengandaikan adanya yang lain. Jika salah satu lenyap maka lenyap pulalah lainnya. Hal ini tampak dari XTQ selaku unsur Yang dan HTQ selaku unsur Yin, di mana ke duanya harus ada secara serentak dan bersama-sama. Kedua unsur tersebut tidak mungkin bisa eksis secara tunggal.


3.  Tuhan  Adalah  Alam  Dan  Tidak  Terlukiskan  Secara  Material  Konkret

XTQ berasal dari Langit (Tian/Thian) maka berunsur Yang (positif), sedangkan HTQ berasal dari Bumi (Di/Tee) maka berunsur Yin (negatif). Secara harfiah, Xian berarti di muka, di awal, atau duluan (pra), sedangkan Hou berarti di belakang atau belakangan (pasca). Tian berarti Tuhan atau Langit (Alam). Qi berarti hawa, enerji, atau vital force. Tian Qi berarti Hawa Tuhan/Alam, Enerji Alam, Kekuatan Alam, atau secara kolokial berarti cuaca. Dengan demikian, Xian Tian Qi berarti Enerji Awal Dari Tuhan/Alam. Hou Thian Qi berarti Enerji Belakangan Dari Alam, maksudnya adalah enerji yang diperoleh dari alam.


4.  Perpaduan  Antara  Karunia  Dan  Upaya  Pribadi

XTQ adalah kekuatan atau tenaga terberi (gifted) sejak lahir, bahkan sejak konsepsi (pembuahan). XTQ ini sebangun atau analogis dengan Takdir, karena merupakan sesuatu yang sudah pasti. HTQ adalah kekuatan hidup yang diperoleh kemudian setelah kelahiran, seperti dari udara (oksigen dan gas2 lain), air, makanan, mineral, vitamin, sinar, medan magnet, iklim, keadaan alam, obat, bahkan makhluk hidup lain seperti hewan atau jasad renik beserta produk sampingannya, dan lain-lain. Tampaknya, untuk ilmu pengetahuan saat ini, XTQ terkait dengan alam gaib (metafisik), dan HTQ terkait dengan alam nyata (fisik).


5.  Syarat  Untuk  Mati  Lebih  Mudah  Dan  Sederhana  Dari  Pada  Untuk  Hidup

Jika XTQ telah habis maka mau tidak mau, makhluk hidup itu pasti harus mati, begitu pula jika HTQ telah habis maka makhluk hidup juga pasti mati walaupun XTQnya masih ada atau kuat. Jika HTQnya masih amat kuat tetapi XTQnya telah habis maka makhluk hidup itu juga pasti mati tanpa dapat diupayakan penundaan apa pun. Jika salah satu enerji itu punah maka makhluknya pasti mati. Ketiadaan yang satu akan mengakibatkan lenyapnya yang lain. Untuk bisa hidup, mutlak harus ada kedua-duanya, namun untuk bisa mati, maka cukup salah satu kekuatan saja yang lenyap. Syarat mati lebih sedikit dari pada hidup.


6.  Semua  Obat  Dan  Makanan  Berperan  Pada  Tataran  Duniawi  Fisik

Jika XTQnya masih kuat atau masih ada, namun HTQnya yang melemah atau menyusut (mulai habis) maka makhluk hidup itu masih dapat diupayakan untuk bertahan hidup melalui penguatan atau penambahan HTQ yang semula terpuruk itu. Pada tataran menguatkan atau menambah HTQ inilah berperannya pengobatan dan obat apa pun juga demi mempertahankan nyawa makhluk hidup. Begitu pula apa yang disebut sebagai obat panjang umur, juga berfungsi untuk menguatkan HTQ termaksud. Walaupun menggunakan istilah “obat,” namun obat panjang umur yang dimaksud sesungguhnya adalah tonikum.


7.  Obat  Tidak  Dapat  Mengesampingkan  Takdir  Alamiah

Obat apa pun sekali-kali bukan dimaksudkan untuk menguatkan XTQ, karena XTQ ini tidak dapat diperkuat atau diperlemah oleh sebab apa pun atau oleh siapa pun. Sifatnya mutlak terberi dan pasti. Apa yang masih dalam ranah jangkauan makhluk hidup adalah mengupayakan penguatan HTQnya melalui makanan, obat-obatan, pola hidup, gaya hidup, dan lain-lain faktor yang terkait. Banyak obat yang tidak tepat atau tidak beres dalam memulihkan HTQ ini, sehingga gagal dalam menyelamatkan nyawa makhluk hidup. Pada umumnya, kegagalan ini disebabkan oleh kenaifan pengetahuan pengobat atau malpraktik.


8.  Manusia  Berupaya  Tetapi  Alamlah  Yang  Lebih  Berkuasa

Manusia belum dapat mengetahui kapan XTQ berakhir atau habis, dengan ungkapan lain, manusia belum dapat mengetahui kapan sesungguhnya tiba saat ajalnya, tentunya ajal secara alamiah. Jika ajal karena rekayasa seperti akibat hukuman mati, tentu telah dapat diketahui secara apriori. Ajal sesuatu makhluk hidup hanya dapat diketahui secara aposteriori. Apriori berarti mendahului, atau sebelum terjadi, sedangkan aposteriori berarti setelah kejadiannya. Apa yang dimaksud dengan obat tidak dapat memengaruhi XTQ di sini, tentunya adalah obat untuk semua penyakit parah maupun untuk penyakit ringan, dan tonikum.


9.  Manusia  Berusaha  Tetapi  Tuhanlah  Yang  Menentukan

Akan tetapi, interaksi antara XTQ dan HTQ, dan juga kebertahanan XTQ amat sangat tergantung pada Tian Ming (Titah Tuhan) atau Ming Yun (nasib). Walaupun XTQ dan HTQnya sama2 kuat namun jika Tian (Tuhan/Langit/Alam) “berkehendak” lain maka yang bersangkutan bisa saja mati karena faktor yang tidak wajar atau tidak alamiah, misalnya tewas dalam kecelakaan atau tewas karena bencana alam, bahkan mati karena penyakit sepele seperti eksim atau keputihan. Sampai saat ini, hal ini berada di luar kemampuan ilmu pengetahuan untuk membahasnya karena itu, hanya akan sia-sia saja jika membahasnya.


10.  Manusia  Juga  Berusaha  Mengubah  Takdir  Dan  Nasib 

Jika diandaikan, ceteris paribus (semua keadaan tetap), tidak ada “Titah Langit” yang menyimpang atau mengabaikan berfungsi-penuhnya XTQ, atau dengan ungkapan lain Langit (Tuhan) membiarkan makhluk hidup itu menikmati XTQnya sampai tuntas, maka barulah obat bisa berguna sesuai dengan harapan. Ming Yun (Nasib) inilah yang berusaha dicapai secara penuh oleh manusia melalui perbuatan baik dan bajik, dengan pengharapan bahwa Nasib akan digenapi ke arah yang menguntungkan pelaku perbuatan baik. Pada tataran inilah, orang berusaha memanipulasi nasib mereka melalui perbuatan baik.


Sumber: Buku Kembali Ke Alam (Back to Nature)

oleh Dr. Aggi Tjetje & Dr. Some

(Suatu Tinjauan Mendalam Akan: Kiprah dan Sumbangsih Serta Pengabdian Pengobatan Tradisional Dalam Pembangunan Nasional)