Tumor dan Kanker Prostat


Penyakit Tumor dan Kanker Prostat (Gejala, Faktor Risiko,Pencegahan dan Penanggulangan) Penyakit Tumor dan Kanker Prostat

Prostat adalah salah satu organ hormonal reproduksi manusia pada tubuh pria. Prostat memiliki beberapa fungsi, dalam proses perkemihan adalah membantu menyalurkan urin dari kandung kemih. Sedangkan fungsi utamanya yaitu untuk mengeluarkan semen (cairan sperma).

Berbagai macam penyakit dapat menyerang prostat yang salah satunya adalah tumor.  Jenis tumor yang sering menyerang prostat terbagi atas tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak dikenal juga dengan istilah hipertropi prostat jinak (HPJ). Sedangkan Tumor ganas lebih sering disebut sebagai kanker prostat.


2.1 Tumor Jinak

2.1.1 Gambaran Umum

Tumor jinak atau dikenal juga  dengan istilah Hipertropi Prostat Jinak (HPJ) yaitu benjolan atau pembengkak kan yang terjadi karena pembesaran nonmalignant kelenjar prostat. Kelenjar prostat besarnya seukuran buah kenari yang terletak  di bawah kandung kencing yang mengelilingi uretra. Karena itu jika terjadi pembesaran kelenjar prostat maka saluran kemih akan terganggu.

Pembesaran prostat bisa mencapai 60-100 gram. Meskipun tumor jinak ini menjadi keluhan dan diagnosis pada usia tua diatas 25 tahun, namun secara mikroskopis sudah mulai terjadi pada usia 25-30.

Penyakit ini sering dikaitkan dengan :

  • Kelaki-lakian, misalnya yang sering kawin
  • Ketuaan, berhubungan erat dengan umur yang tua, sebagai bagian degenerasi atau proses ketuaan (aging faktor)

2.1.2 Frekuensi Penyakit

Penyakit ini memang cukup meningkat pada kalangan lelaki usia tua (diatas 50 tahun). Tumor prostat ini menjadi kelainan urologis kedua tersering ditemukan di klinik urologis. Prevalensi jenis tumor jinak pada prostat ini belum bisa dipastikan di Indonesia, namun diperkirakan pria diatas 50 tahun mengalami gangguan miksi.

Frekuensi kejadian tumor jinak prostat diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan perkembangan pembangunan di Indonesia, terutama yang berdampak pada peningkatan umur harapan hidup. Makin tua umur populasi kemungkinan akan meningkatkan kejadian penyakit ini.


2.1.3 Faktor Risiko

Tumor prostat termasuk golongan penyakit tidak menular. Pada penyakit tidak menular di kenal istilah Faktor  Resiko yang berarti karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu yang mana secara statistic, berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya.

Faktor Resiko pada Tumor Jinak prostat yaitu antara lain :

  1. Umur : Dimulai setelah usia 50 tahun dan setelah 80 tahun sudah sekitar 80% besar resikonya.
  2. Poligami : Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada lelaki beristri lebih dari satu. Peneliatian Eksperimental yang membuktikan perbesaran kelenjar prostat hanya terjadi pada manusia dan anjing saja.
  3. Makanan berhormon testosterone : Seperti daging kuda atau daging yang mengandung hormone pertumbuhan.

Tidak banyak faktor yang teridentifikasi dan ditetapkan sebagai fakto resiko penyakit ini.


2.1.4 Gejala

1. Simptom Obstruktif

  • Pancaran Lemah (weak stream)
  • Mengedam (abdonial straining)
  • Kencing harus menunggu dulu baru keluar (hesintence)
  • Kencing terputus (intermittence)
  • Pengosongan tidak sempurna (Incomplete Emptying)
  • Kencing menetes pada terakhir miksi (terminal dribbling)

2. Simptom Irirtatif

  • Nuktoria lebih dari satu kali
  • Frekuensi miksi berlebihan
  • Urgensi
  • Rasa tidak puas sehabis miksi

Gejala-gejala diatas secara umum disebut sebagai prostastimus. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk manifestasi penyakit tergantung pada :

  • Pembesaran prostat dengan segala aspeknya
  • Sumbatan perkemihan
  • Prostastimus

Tidak semua pembesaran prostat menimbulkan keluhan atau gejala, namun sebaliknya dapat juga menimbulkan keluhan yang berat. Karena itu dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan linear pembesaran prostat dengan berat keluhan.


2.1.5 Pencegahan dan Penanggulangan

Penanganan gangguan tumor prostat lebih banyak mengarah kepada pengobatan bedah, terlebih jika pengobatan hormonal kurang berhasil dan sudah terjadi komplikasi atau sumbatan saluran kemih.

Pengobatan Dapat Berupa :

1. Konservatif

  • Mengusahakan perlambatan pertumbuhan hipertropi
  • Mengurangi tonus vesiaca prostat
  • Pengobatan dengan mineral (zonz)
  • Pengobatan dengan suntikan langsung ke jaringan prostat
  • Katerisasi untuk membuka/melebarkan prostat

2. Operatif

  • Trans Urethral Microwave Thermotherapy (TUMT)
  • Trans Urethral Radio Frequency (TURF)
  • Trans Urethral  Resection Of Prostate ( TURP)
  • Trans Urethral Incision Of Prostate (TUIP)

2.2 Tumor Ganas

2.2.1 Gambaran Umum

Tumor ganas prosat yang lebih dikenal sebagai kanker prostat merupakan jenis kanker yang paling umum pada laki-laki. Beberapa dokter yakin bahwa kanker prostat dimulai dengan perubahan sangat kecil dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar prostat. Perubahan ini dikenal sebagi PIN (Prostatic Intraepithelial Neoplasia). Fakta menunjukkan bahwa hampir separo dari jumlah orang yang mengalami PIN usia diatas 50 tahun.

Kelenjar prostat tempat tumbuhnya kanker adalah salah satu kelenjar khusus pria, terletak persis di bawah (leher bawah) kandung kemih (vesica urinaria). Prostat mengelilingi bagian atas pertama saluran kemih (urethra). Salah satu peran prostat dalam perkemihan adalah membantu menyalurkan/menyemprotkan urin keluar dari kandung kemih. Peran utamanya yang penting adalah berkaitan dengan fungsi mengeluarkan semen (cairan sperma) dan hormon seksual.


Kanker prostat terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :

  • Stadium A : pada stadium ini benjolan atau tumor tidak bisa diraba pada pemeriksaan fisik. Biasanya ditemukan tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lain
  • Stadium B : pada stadium ini tumor masih terbatas pada prostat. Biasanya ditemukan pada pemeriksaan fisik atau tes PSA
  • Stadium C : pada tahap ini tumor ini telah menyebar keluar kapsul kantung prostat, tetapi belum sampai menyebar kelenjar getah bening
  • Stadium D : pada stadium ini kanker telah menyebar (metastasis) ke kelenjar getah bening regional maupun kebagian tubuh yang lain, misalnya tulang dan paru-paru.

2.2.2 Frekuensi Penyakit

Saat ini kecenderungan angka prevalensi kanker prostat terus meningkat. Kanker prostat telah menjadi penyebab kematian akibat kanker yang ketiga pada pria setelah kanker paru dan kanker usus besar dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada pria di atas usia 74 tahun. Sebuah studi bahkan menyebutkan bahwa prevalensi kanker prostat di Indonesia adalah 11 per 100.000 penduduk.

Kejadian kanker prostat di seluruh dunia saat ini terus mengalami peningkatan. Di Asia, negara Jepang dan Korea mencatat peningkatan sebesar 2,5-5 kali lipat. Sementara di Indonesia sendiri, data dari rumah sakit besar di Jakarta, yaitu RSCM dan RS Dharmais menunjukkan kenaikan jumlah penderita penyakit ini hampir tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Hasil studi yang sama di tahun 2012 tentang kanker prostat di Indonesia menemukan bahwa 58,8% penderita kanker prostat datang memeriksakan diri ke dokter pada saat kanker tersebut sudah memasuki stadium lanjut.

Di Amerika Serikat, kanker prostat merupakan keganasan pada pria dan menduduki peringkat  kedua setelah  kanker paru-paru. Setiap tahun sekitar 200.000 kasus baru yang didiagnosis dan sekitar 30.000 orang meninggal akibat Kanker Prostat.  Kanker prostat juga merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada pria setelah   kanker paru-paru. Kanker prostat terjadi pada 1 dari 6  orang.  Kasus meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir dan tingkat kematian menurun, yang mungkin karena skrining meningkat dan deteksi dini. Risiko terkena  kanker prostat meningkat secara signifikan dengan usia, dan 60% dari kasus baru didiagnosa terjadi pada pria di atas usia 70.


2.2.3 Faktor Resiko

Penyebab kanker prostat belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, ada beberapa hal yang menjadi faktor resiko yaitu faktor yang meningkatkan resiko seseorang untuk menderita kanker  prostat diantaranya yaitu :    

  1. Rokok : Efek dari rokok terdapat kanker prostat dimediasi oleh efeknya terhadap peningkatan siklus hormone androgen.
  2. Diet Tinggi Leman dan Rendah Buah dan Sayuran :  Orang barat dengan konsumsi makanan banyak lemah hewani sehingga kanker prostat sering ditemukan
  3. Konsumsi vitamin E atau selenium dan cadmium
  4. Penyakit infeksi tertentu
  5. Faktor hormonal tersendiri pada pria (androgen). Hormon androgen adalah male sex hormone yang merangsang perkembangan dan pertumbuhan kejantanan. Bentuk utama androgen adalah testosteron yang diproduksi pada testis.

Selain itu secara epidemiologis, telah diterima beberapa kondisi sebagai faktor resiko kanker prostat lainnya sementara studi yang masih dalam studi dengan beberapa bukti, yaitu :

  1. Pertambahan usia : Usia ≥ 60 tahun,  rata-rata usia 64 ± 6,4 tahun, dengan resiko kanker prostat meningkat sesuai peningkatan umur
  2. Chemoprevention : Berbagai bahan kimiawi obat dan zat lainnya yang diidentifikasi dapat merangsang kanker.
  3. Pola makan : jenis makanan terutama lemak hewani berhubungan dengan peningkatan risiko  masih kanker prostat.
  4. Ras : kanker prostat banyak ditemukan pada orang kulit hitam, sedang pada orang kulit putih rendah. Namun peningkatan resiko dianggap tidak independen, tetapi berhubungan dengan faktor lain, seperti titer hormone testosterone tinggi dikalangan kulit hitam yang beresiko kanker.
  5. Faktor genetik : Faktor genetic yang diturunkan dari orang tua, merupakan faktor yang tidak dapat dihindari dan diubah. Salah satu gen yang paling dicurigai penyebab kanker prostat adalah mutasi gen p53.
  6.  Aktifitas seksual : Dicuriagai efektivitas seksual berhubungan dengan kanker prostat, namun dibantah karena banyak kejadian gangguan seksual sudah terjadi jauh sebelum terjadinya kanker prostat.
  7. Virus : jenis retro virus, dikenal dengan sebagai XMRV diidentifikasi kemungkinan sebagai sebab kanker prostat.
  8. Toksin : Sering juga disebut fakto resiko kanker prostat walaupun kaitannya belum jelas.

Pria yang sering duduk atau profesi yang menuntut banyak duduk juga mesti hati-hati.Seorang paneliti dari Karolinska Institute, Swedia, menyatakan bahwa pria yang duduk seharian beresiko terkena kanker prostat hingga 30%. Dibanding pekerja aktif yang banyak bekerja di lapangan, pria dengan tipe pekerja lebih banyak terkena kanker prostat. Dalam studi yang melibatkan 45.000 pria berusia 45-79 tahun itu diketahui bahwa pria yang duduk selama setengah dari jam kerja sehari beresiko terkena kanker prostat sebanyak 20%. Hasil studi ini dimuat di Britis Counsil Of Cancer. Maka para pria seharusnya bersedia meluangkan lebih banyak waktu untuk aktif bergerak di sela-sela pekerjaan menuntut banyak waktu duduk. Terserah bagaiman caranya, semua tergantung kreativitas dan fleksibilitas waktu masing-masing.

Sementara berdasarkan data terkini yang lebih pasti, merokok ternyata dapat meningkatkan resiko terkena kanker prostat. Fakta ini merupakan penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan American Urologica Association (AUA)


2.2.4 Gejala

Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut. Kadang gejala menyerupai tumor jinak yaitu berupa kesulitan dalam berkemih dan sering berkemih. Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran air kemih atau uretra.

Kanker prostat bisa menyebabkan warna air kemih menjadi merah (karena mengandung darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan kemih secara mendadak. Pada beberapa kasus kanker prostat terdiagnosis telah menyebar ke tulang dan keginjal. Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan gejala mental atau neurologis lainnya.

 

Gejala lainnya adalah :

  • Setelah berkemih, biasanya air kemih masih menetes-netes
  • Nyeri ketika berkemih
  • Nyeri ketika ejakulasi
  • Nyeri punggung bagian bawah
  • Nyeri ketika buang air besar
  • Nokturia (berkemih pada malam hari)
  • Inkontinensia uri (beser)
  • Nyeri tulang
  • Hematuria
  • Nyeri perut
  • Penurunan berat badan

2.2.5 Pencegahan dan Penanggulangan

Pengobatan kanker secara spesifik belum ada, upaya untuk memberikan pengobatan khusus telah dilakukan dengan segala upaya, namun hasilnya belum sesuai dengan.harapan. Karena itu perlu upaya pencegahan dan penanggulangan secara menyeluruh, mulai dari upaya pendidikan kesehatan masyarakat sampai pada upaya rehabilitasi perlu diberikan sesuai dengan porsi masing-masing dalam upaya mengatasi masalah kanker. Gabungan dari upaya perlu dilakukan, meliputi :

1. Pencegahan tingkat pertama

  • Promosi kesehatan seperti kampanye kesadaran masyarakat, program pendidikan masyarakat, dan promosi kesehatan.
  • Pencegahan khusus: seperti interfensi terhadap sumber keterpaparan, yaitu :
    • Umur : Ketika umur mulai lebih dari 40 tahun, melakukan pemeriksaan skrining, serta membatasi makanan yang tinggi lemak ( dari binatang) dan menghindari gaya hidup yang tinggi stress nya
    • Kemoterapi : Beberapa zat kimia/obat dapat dipergunakan untuk menekan dan mencegah pertumbuhan sel kanker seperti diflouromethylornithine (DFMO), isoflavonoid, vitamin D dan E, dan lycopene
    • Diet : Kurangi makanan lemak tinggi lemak dari binantang, makan banyak buah dan sayuran.
    • Hormonal : Misalnya finastride, dapat menurnkan kadar hormone seks pria.
    • Menerapkan pola hidup sehat : dalam menereapkan pola hidup sehat pria dianjur kan berhenti merokok, selain itu pria juga dianjurkan berolah raga secara teratur. Berdasarkan penelitian terbaru diketahui bahwa kebiasaan berjalan dengan menggunakan kekuatan (cepat), selama setidaknya 3 jam dalam seminggu, ternyata bisa mengurangi resiko terkena kanker prostat yang akan tumbuh dan menyebar beberapa tahun mendatang. Meskipun belum diketahui secara pasti efek olah raga untuk mengurangi resiko kanker prostat, peneliti beranggapan bahwa fakta kondisi tersebut ada hubungannya dengan hormone testosterone yang bisa melawan kanker.

Studi tersebut memang harus dilanjutkan untuk memastikan apakah hasilnya dapat diterapkan pada semua pasien kanker prostat atau tidak. Namun pasien tetap disarankan untuk tetap menjalankan pola hidup sehat

2. Pencegahan Tingkat II

  • Deteksi Dini
  •  
    • Pria yang berusia diatas 50 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan PSA total (Prostate Specific Antigen) dan pemeriksaan colok dubur atau Digital Recta Examination (DRE).  PSA adalah enzim yang dikeluarkan oleh prostat yang kadarnya dalam darah akan meningkat jika terjadi peradangan atau kerusakan prostat. Teknik colok dubur dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan keras di dalam dubur. Pada orang yang mengalami kanker prostat pada pemerikasaan ini ditemukan adanya benjolan keras di dalam dubur yang tidak beraturan. Langkah selanjutnya perlu dilakukan USG/Rongent untuk mengetahui sejauh mana kanker menyebar.
    • Cara-cara inilah yang dianggap cara terbaik untuk mendeteksi secara dini penyakit kanker prostat. Apabila ada anggota keluarga yang derita kanker prostat, pemeriksaan bahkan dianjurkan sejak usia 40 tahun. Prinsipnya lebih cepat waspada akan lebih baik pula untuk langkah penanganan selanjutnya.
    •  
  • Pengobatan
    • Hingga saat ini cara pengobatan kanker prostat yang tepat belum diketahui dengan pasti masih terdapat perbedaan pendapat dari para ahli. Secara umum, pilihan pengobatan penderita kanker prostat tergantung stadium kankernya.
    • Kanker prostat stadium awal biasanya dilakukan prostatetomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran. Jika kanker sudah menyebar biasanya dilakukan terapi hormon, pengangkatan testis, atau kemoterapi.

Metode Active Surveiilance (AS)

Selain cara pengobatan diatas sekarang ada yang menggunakan Metode active surveilans (AS) yaitu sebuah teknik yang digunakan untuk memantau kondisi pria dengan tanda-tanda kanker prostat secara aktif dengan melakukan lakukan pemantauan atas perkembangan pasien.Berdasarkan hasil penelitian oleh Dr. Laurence Klotz dari Toronto Kanada, teknik ini cukup efektik untuk menaggulangi penyakit kanker prostat

Pada AS pasien tidak perlu melakukan pengobatan medis, seperti operasi atau radioterapi, selama parameter masih terkendali. Tindakan medis baru dilakukan jika terjadi peningkatan PSA (Prostate Spesific Antigent). Ciri-ciri pasien yang bisa menjalani tindakan ini :

-Nilai PSA kurang atau sama dengan 10