Stenosis Mitral adalah suatu penyakit jantung, dimana katup atau pintu yang menghubungkan ruang atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) jantung bagian kiri mengalami penyempitan, sehingga tidak bisa membuka dengan sempurna. Secara normal pembukaan katub mitral adalah selebar tiga jari (4cm2) ( Brunner & Suddarth, 2001). Stenosis mitral (MS) merupakan penebalan progesif dan pengerutan bilah-bilah katub mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progesif aliran darah. ( Arif Muttaqin, 2009). Pasien dengan Mitral Stenosis (MS) secara khas memiliki daun katup mitral yang menebal, kommisura yang menyatu, dan korda tendineae yang menebal dan memendek. (Farmacia,edisi Februari 2008). Sebagian besar kasus stenosis katup mitral disebabkan oleh demam rematik. Di Amerika Utara dan Eropa Barat kelainan ini sering ditemukan pada orangtua yang pernah menderita demam rematik saat anak-anak dan tidak diberikan antibiotik. Demam rematik umumnya bisa menyebabkan stenosis katup mitral pada anak-anak hingga orang dewasa. Jika disebabkan oleh demam rematik maka daun katup mitral sebagian bergabung menjadi satu. Stenosis katup mitral juga dapat disebabkan kelainan bawaan sejak lahir. Bila bayi lahir dengan kelainan ini maka kemungkinan besar tidak bisa hidup lebih dari 2 tahun, kecuali sudah menjalani pembedahan. Selain itu, stenosis katup mitral juga bisa disebabkan miksoma yakni tumor jinak di atrium kiri atau adanya bekuan darah yang menyumbat aliran darah saat melewati katup mitral.
Bila stenosisnya berat maka tekanan darah dalam vena paru-paru dan dalam atrium kiri akan meningkat sehingga menyebabkan gagal jantung. Cairan akan menumpuk di dalam paru-paru. Penderita stenosis katup mitral berat yang sedang hamil maka akan mempercepat perkembangan gagal jantung. Akibatnya, penderita akan mudah lelah dan mengalami sesak napas. Sesak napas awalnya hanya terjadi saat melakukan aktivitas, namun lama-lama sesak juga akan timbul dalam keadaan istirahat.Sebagian penderita akan merasa lebih nyaman jika berbaring dengan disangga oleh beberapa buah bantal atau duduk tegak. Biasanya penderita stenosis katup mitral pipinya berwarna kemerahan. Tekanan tinggi pada vena paru-paru bisa mengakibatkan vena atau kapiler pecah dan terjadi perdarahan ringan atau berat ke dalam paru-paru. Atrium kiri yang membesar bisa menyebabkan fibrasi atrium, yakni denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur. Pada prosedur valvuloplasti balon, lubang katup diregangkan. Kateter yang pada ujungnya terpasang balon, dimasukkan melalui vena menuju ke jantung. Ketika berada di dalam katup, balon digelembungkan dan akan memisahkan daun katup yang menyatu. Pemisahan daun katup yang menyatu juga bisa dilakukan melalui pembedahan. Bila kerusakan katupnya terlalu parah, dapat diganti dengan katup mekanik atau katup yang sebagian dibuat dari katup babi. Sebelum melakukan pembedahan, pasien akan diberikan antibiotik untuk menekan risiko terjadinya infeksi katup jantung. Stenosis katup mitral bisa dicegah hanya dengan mencegah terjadinya demam rematik, yakni penyakit yang biasa dialami saat anak-anak yang terkadang terjadi sesudah mengalami infeksi tenggorokan oleh streptokokus yang tidak diobati.