Bawang Putih - (Allium sativum L.)

BAWANG PUTIH

(Allium sativum L.)

TAKSONOMI TUMBUHAN BAWANG PUTIH

Divisi              : Supermatophyta

Sub divisi      : Angiospermae

Kelas              : Monocotyledoneae

Ordo               : Liliales

Famila                       : Liliaceae

Genus                        : Alium

Spesies                      : Alium sativum L.

MARFOLOGI DAN HABITAT TUMBUHAN BAWANG PUTIH

            Bawang putih merupakan tumbuhan yang berumbi lapis. Tumbuhan ini tidak berumpun, bentuknya menyerupai rumput, dengan tinggi antara 30-75 cm. suing bawang putih merupakan bagian pangkal batang bagian bawah yang telah berubah bentuk dan fungsinya. Suing tersebut tersusun menjadi satu dalam satu balutan lapisan yang kemudian membentuk umbi berwarna putih. Tumbuhan ini berbatang semu yang terbentuk dari pelepah daun, berwarna hijau dan beralur, helaian daunya menyerupai pita. Bunganya berwarna putih,keluar dari ujung batang. Tumbuhan ini memiliki akar serabut. Pengembang biaknya dapat dilakukan dengan suing atau pembelahan umbi.

            Bawang putih merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia. Tumbuhan ini hanya dapat tumbuh diketinggian 700-1000 meter diatas permukaan laut. Suhu sangat mempengaruhi perkembangan tumbuhan ini. Jika suhu terlalu rendah, tumbuhan ini akan mudah terserang jamur, sedangkan suhu yang terlalu tinggi akan mengakibatkan umbi bawang putih tidak dapat berkembang dengan sempurna. Akan tetapi seiring dengan kemajuan zaman, bawang putih dapat ditanam pada ketinggian 600-700 meter diatas permukaan laut dengan suhu 15-260 C. tanah liat atau tanah lempung berdebu merupakan jenis tanah yang sangat cocok untuk tumbuh kembangnya tumbuhan ini.

KANDUNGAN KIMIA

            Alisin, aliin, enzim alinase, asam nikotinat, allithiamin, besi, belerang, kreatin, kuprum, diallildisulfida, fitonsides, fosfor, germanium, HCN, hidrat arang, kalsium, kalium, lemak, metionina, metilallil trisulfida, niasin, pritein, kerat, selenium, saponin, sinistrin, scordinins, saltivine, seng, sulfur, vitamin A,B, (thiamine), B2 (riboflavin), C, D, dan lain-lain.

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS

            Hangat, berbau aromatis; berkhasiat melancarkan peredaran darah, antibiotic, antioksidan, antikoagulan (mencegah pembekuan darah), hipolipidemik (menurunkan kadar korestol darah), hipoglikenik (menurunkan kadar gula darah), serta dapat menstimulasi system imun.

MEKANISME KERJA

Bawang putih mengandung zat alisin yang mengandung berbagai khasiat, diantaranya khasiat untuk melindungi vitamin B1 (thiamine) yang terdapat dalam makanan sehingga tubuh dapat memanfatkannya secara optimal. Zat ini juga mampu menstimulasi gerak peristaltic pada dinding usus dan memacu gerakan perut sehingga dapat meningkatkan sekresi enzim-enzim pencernaan dan menyebabkan makanan menjadi mudah untuk dicerna. Alisin juga mempunyai kemampuan untuk bersatu dengan protein yang berdaya antibiotic untuk kemudian membunuh kuman, bakteri, ataupun jamur penyebab penyakit. Zat ini juga mampu mengenai sel-sel saraf yang sakit sehingga dapat menghilangkan rasa nyeri. Selain itu alisin juga mampu berkaitan dengan lipoid dan kemudian member efek menenangkan bagi tubuh.

            Suatu percobaan in vitro (percobaan yang dilakukan diluar sel yang hidup) menunjukan bahwa alisin mempunyai kemampuan luar biasa, yaitu 70-90 % dalam menghambat kerja agen JTC-26 sel leukemia. Sedangkan sebuah percobaan in vivo. (percobaan yang dilakukan pada sel hidup). Menunjukan bahwa alisin dapat menghambat sel kerja tumor 40-50 % dalam hewan percobaan.

            Bawang putih juga kaya akan zat-zat yang membuatnya menjadi hepatroprotektor (pelindung hati), dan dapat menghambat kerja sel sarcoma yang dapat menyebabkan kanker payudara. Zathiamine yang bersifat aliithiamin (senyawa vitamin B1) yang mencegah sembelit. Sedangkan kandungan salvatine yang ada mampu mempercepat tumbuhan jaringan dan sel-sel manusia dan menstimulasi sistem syaraf.

            Bawang putih juga berkhasiat melancarkan aktivitas. Fibrinolitik (plarutan dan penggumpalan darah) sehingga dapat mencegah penimbunan plak dalam pembulu darah arteri, sedangkan zat diallidisulfida dipercaya sebagai zat aniti-cacing. 

 

Sumber: Diktat Kuliah Materiae Medicae Sinensis Indonesia - Fakultas Usadha FU - IABN