FALSAFAH PENGOBATAN TRADISIONAL (NATUROPATI)

02 Mar 2023

FALSAFAH  PENGOBATAN  TRADISIONAL (NATUROPATI)


1. Filosofi  Sistem  Naturopati  Juga  Terterapkan  Dalam  Kehidupan

Jika bangsa Barat bertambah luas wilayahnya akibat menjajah, maka negeri China bertambah luas justru akibat dijajah. Jika tanpa dijajah maka luas negeri China hanya seluas setengah bahkan sepertiga dari luas yang sekarang ini (Indonesia pun demikian). Akibat dijajah oleh bangsa Mongol, Manchu, penyusup bangsa Tartar dan Xiung Nu, maka China mendapat tambahan wilayah berupa tiga provinsi di timur lautnya (Manchuria), Mongolia Dalam di utara, Tibet di selatan, dan Uighur (Xin Jiang) di barat. Filosofi “lunak tapi mencengkram” yang mereka anut, juga berlaku dalam sistem pengobatan tradisional mereka.


2.  Pragmatisme  Juga  Merupakan  Dasar  Dari  Pengobatan  Tradisional

Dalam sistem pengobatan tradisional mereka, obat tradisional dibiarkan bekerja sendiri dengan mekanismenya sendiri untuk menaklukkan “musuh” (penyakit) secara bersahabat dan lunak, tanpa bantuan perekayasaan kimia hasil penemuan akal. Pada masa lalu, mereka tidak perlu mengetahui mekanisme obat di dalam melaksanakan tugasnya, yang penting adalah hasilnya, yakni kesembuhan. Pola ini adalah pragmatisme dalam filosofi hidup mereka. Pengetahuannya akan khasiat obat tersebut diperoleh dari pengalaman bergenerasi-generasi selama  ribuan tahun dan bahkan puluhan ribu tahun, mungkinkah bisa tidak manjur?


3.  Pola  Pertahanan  Semesta  Terpadu  Dalam  Pengobatan  Tradisional

Pengobatan tradisional tidak menghajar para “teroris” (penyakit) dengan menggunakan labrakan “bom” dahsyat (obat kimiawi), sebab cara ini dapat membunuh rakyat yang tidak berdosa (sel normal). Sistem pengobatan mereka adalah mirip dengan sistem pertahanan negara mereka di masa lalu, yakni melalui pertahanan semesta terpadu yang melibatkan seluruh rakyat, dengan melakukan pembinaan teritorial untuk meningkatkan ketahanan masyarakat sehingga bibit terorisme tidak dapat berkembang, dan jika ada, teroris itu akan  menjadi “sadar” dan tidak melakukan perusakan yang merugikan masyarakat.


4.  Kearifan  Tradisional  Bangsa  Timur  Sangat  Ampuh

Pola kearifan kebudayaan China dapat terlihat dalam diplomasi luar negeri mereka yang bersifat amat feminis (lunak). Di dalam diplomasi mereka, tidak pernah terdengar kata-kata keras, kasar, bombastis, bernada ancaman, arogan, atau melontarkan tuduhan yang tidak berdasar, seperti yang sering dilakukan oleh negara besar lainnya. Nada diplomasinya selalu santun dan bersahabat. Tidak pernah keras dibalas dengan keras. Alhasil, negara Barat dibuat terlena karena nyaman, namun ternyata kini, perekonomian Barat termasuk dunia sangat bergantung pada China. Alhasil, dunia Barat menjadi gentar pada China.


5.  Tindak  Kekerasan  Dihadapi  Secara  Cerdik  Dengan  Kelunakan

Dalam filosofi mereka, terdapat kiat: “Empat tael mengalahkan ribuan kati” yang intinya adalah menggunakan kelunakan untuk mengalahkan kekerasan, melalui tenaga kekerasan itu sendiri. Artinya, kekerasan atau kekuatan, diplintir untuk menghajar diri si penggunanya itu sendiri. Filosofi ini juga berlaku pada prinsip pengobatan tradisional mereka. Hantaman dari musuh, akan dialihkan sedemikian rupa sehingga menghantam diri si musuh sendiri. Mungkin saja toksin yang dihasilkan oleh jasad renik patogen atau sel ganas liar akan diplintir melalui pengolahan sedemikian rupa sehingga menghantam balik ke sumbernya.


6.  Metode  Tanpa  Terasa  Mengubah  Dari  Dalam  Secara  Damai

Secara asumtif, penyakit atau kuman akan digauli oleh obat tradisional sebagai sahabat, lalu kuman itu diubah jatidirinya sehingga dari yang semula patogen, berubah menjadi tidak virulen lagi. Kemudian kuman itu akan menulari rekannya melalui informasi yang ditransfer sama seperti sesama semut yang jika bertemu akan saling “berciuman” untuk menransferkan informasi yang diperolehnya. Informasi tersebut berada pada cairan mulut yang berisi hormon tertentu, yang lalu dicerap oleh rekannya melalui pemindaian hormonal. Sementara itu, obat tradisional juga meningkatkan daya pertahanan tubuh.


7.  Metode  Membelai  Sampai  Terlena  Untuk  Kemudian  Diringkus

Secara asumtif juga, obat tradisional secara bersahabat akan melemahkan keganasan kuman agar menjadi jinak, sambil menguatkan “tentara” pertahanan tubuh, sehingga dengan mudah kuman penyakit dapat dieliminir. Kuman dibuat “mabuk kepayang” secara sukarela, untuk kemudian “disergap.” Itulah sebabnya obat tradisional tidak pernah mengalami resistensi (membuat kuman menjadi kebal terhadap obat), karena kuman tidak dapat belajar menghadapi benda asing seperti ketika menghadapi obat Barat, sebab obat tradisional bersifat alamiah sehingga tidak mungkin dapat berfungsi sebagai anasir (elemen) asing.


8.  Banyak  Mekanisme  Farmakodinamika  Yang  Belum  Terungkap

Akan halnya penyakit kelainan kimia darah, obat tradisional akan memacu organ yang bertanggungjawab agar meningkatkan metabolisme untuk mengikat kimia darah abnormal atau “limbah” hasil metabolisme lain, sehingga mudah disekresikan dan diekskresikan ke luar dari tubuh. Di samping itu, radikal bebas juga akan diikat oleh obat maupun oleh hasil metabolisme organ. Obat tradisional juga memperbaiki organ yang rusak melalui mekanisme “bujuk rayu” dan “pemotivasian.” Ada kemungkinan obat tradisional juga bekerja pada ranah gen dengan “mengutak-ngatik” DNA untuk memperbaiki organ yang rusak.


Sumber: Buku Kembali Ke Alam (Back to Nature)

oleh Dr. Aggi Tjetje & Dr. Some

(Suatu Tinjauan Mendalam Akan: Kiprah dan Sumbangsih Serta Pengabdian Pengobatan Tradisional Dalam Pembangunan Nasional)