FAKTOR KEJIWAAN DAN KUALITAS SEKUNDER
Di Alam Manusia Ini Ada Mekanisme Yang Mirip Lompatan Kuantum
Seandainya anak kembar identik, yang ditempatkan secara terpisah pada planet yang berjarak 1 juta tahun cahaya, dan ketika salah satu dari anak kembar itu sakit, maka saudara kembarnya akan terpengaruh atau merasakannya pada saat yang bersamaan. Padahal jika memakai pesawat ulang alik, maka untuk mencapai planet tempat saudaranya dimukimkan itu, dibutuhkan waktu bermilyar-milyar tahun. Ilmu pengetahuan menyebut lontaran atau kiriman perasaan antara pasangan saudara kembar itu sebagai Informasi, bukan partikel, arus listrik, gelombang elektromagnetis, gelombang sinar, atau apa pun.
Ketiadaan Adalah Ketidakhadiran Adaan Atau Sebaliknya?
Dengan demikian, dapat diduga bahwa alam bawah sadar manusia itu tidak berada pada dimensi yang dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Masih banyak misteri yang belum terungkap, misalnya teori tentang kegelapan pekat yang mulai menindih anggapan bahwa gelap itu hanyalah sekadar konsekuensi dari ketidakhadiran cahaya. Begitu pula halnya dengan dingin yang selama ini dianggap sebagai akibat dari ketidakhadiran panas, mungkin sudah harus ditinjau ulang. Apakah tidak mungkin bahwa panas itu adalah akibat dari keterusiran dingin. atau cahaya itu ada karena ketidakhadiran gelap?
Tiada Yang Lenyap Atau Bertambah Di Alam Semesta
Jika mengikuti teori relativitas Einstein akan kekekalan enerji dan massa, maka segala yang ada tidak pernah bisa benar-benar lenyap, oleh karena itu suatu Adaan, hanya dapat muncul dari Adaan lain. Tidak mungkin sesuatu itu dapat muncul dari ketiadaan, maka dari itu, panas, dingin, terang, dan gelap itu semuanya adalah Adaan yang harus muncul dari sesuatu yang lain, bukan sebagai hasil dari ketiadaan atau ketidakhadiran sesuatu yang lain. Jika hendak mendamaikan ilmu pengetahuan dan agama, maka alam semesta termasuk manusia, mutlak harus dibuat oleh Tuhan dari “tubuh” Tuhan sendiri.
Teori Penciptaan Dari Agama Versus Teori Pembuatan Dari Sains
Akan tetapi, kesulitan berikut yang menghadang ialah jika alam semesta terbuat dari “tubuh” Tuhan, maka tidak dapat disebut sebagai penciptaan, melainkan pembuatan. Penciptaan adalah mengubah sesuatu dari ketiadaan menjadi ada. Persoalan ini mungkin baru dapat terselesaikan jika manusia menemukan apa sesungguhnya hakikat dingin dan gelap, karena dari sana dapatlah ditarik analoginya dengan ketiadaan, dalam hal penciptaan. Gelap berbeda dari tidak terang, dan terang berbeda dari tidak gelap. Begitu pula dingin berbeda dari tidak panas dan sebaliknya, mengingat keempat hal ini adalah kenyataan fisika.
Sumber: Buku Kembali Ke Alam (Back to Nature) oleh Dr. Aggi Tjetje & Dr. Some